Translate

Kamis, 03 Mei 2012

Drama kelas 8/4

Pernah kelas 8 ada drama simak yah...


Sombong setelah menjadi murid teladan
Narator : Pada suatu hari ada anak bernama Helmi. Ia adalah anak teladan  di SMPN 103 kelas 8-4. Pada pagi hari itu ia sedang berangkat ke sekolah. Setengah perjalanan, Helmi bertemu dengan temannya Rendy, Kiki dan Imel.
Teman2 :”Pagi Helmi!” (sambil  tersenyum)
Helmi :”Pagi kawan-kawan (tanpa tersenyum)”
Narator : Tanpa tersenyum Helmi meninggalkan teman-temannya.
Imel :”Semenjak Helmi jadi anak murid teladan dia jadi sombong (sambil melihat teman-temannya)”
Kiki :”Hush..! jangan ngomongin orang!”
Rendy :”Tapi emang bener kan'?”
Kiki :”Iya juga sih tapi itu kan bukan urusan kita”
Imel :”Aku tau”
Kiki :”Sudah ayo berangkat!”
Rendy
Imel :”Ayo!!!”
Narrator : Kemudian mereka berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Helmi langsung menaruh tasnya.
Helmi :”Pagi bu Dena” (sambil mengulurkan tangan tanda salim)
Bu Dena :”Pagi Helmi (menyambut tangan Helmi [salim]) hebat ya kamu, sudah 2 tahun gelarmu sebagai murid teladan masih dipertahankan.
Helmi :”Terima kasih bu. Kalau begitu saya keluar sebentar ya bu”
Bu Dena :”Iya nak”
Narator : Helmi bergegas pergi ke kantin. Kemudian ia bertemu dengan Rendy, Imel dan Kiki.
Rendy :”Mi main yuk!” (penuh semangat)
Helmi :”Males ah, mau main sama Endricho aja!” (pergi meninggalkan Rendy)
Imel :”Tuh kan, dia sombong banget. Biasanyakan main bareng sama kita”
Kiki :”Mungkin karena Endricho orang kaya kali”
Rendy :”Tau ah, katanya murid teladan tapi cuma di depan guru” (muka marah lalu pergi meninggalkan Imel dan Kiki)
Kiki :”Yah, dia pergi. Ayo mel ke kelas”
Imel :”Ayo!”
Narator : Beberapa menit kemudian bel berbunyi, tanda murid-murid harus masuk ke kelas untuk memulai pelajaran. Semua murid masuk ke dalam kelas masing-masing.
Helmi :”Endricho, aku duduk di sampingmu ya?” (bersiap-siap pindah tempat)
Endricho :”Ya sudah, kosong kok bangkunya”
Rendy :”Jangan pindah dong mi!”
Helmi :”Nggak ah. Sekali-kali bisa pindah kan” (memperlihatkan wajah acuhnya seakan tidak peduli)
Rendy :”Yaudah” (Terlihat wajahnya yang kesal, dan tidak terima dengan perlakuan Helmi)
Narator : Rendy yang kesal memilih menjauhi Helmi yang memiliki sifat sombongnya itu. Setelah pelajaran selesai, murid-murid keluar untuk berganti baju, karena mereka harus segera datang ke lapangan untuk Olahraga. Endricho mengajak Helmi bermain bulutangkis dengan wajahnya yang semangat, Helmi segera berdiri dari tempat dimana ia duduk dan mengambil raketnya.
Endricho :”Hel, aku kan atlet Indonesia, aku mau menantangmu main bulutangkis”
Helmi :”Ha ha ha…kamu itu atlet Indonesia yang sudah punah tau”
Endricho :”Ah kamu bisa saja” (tersenyum malu)
Narator : Saat mereka ingin berjalan menuju lapangan bulutangkis. Rendy datang berniat untuk mengajak Helmi bermain sepakbola dengan teman lainnya.
Rendy :”Mi main sepakbola aja yuk. Teman-teman udah nunggu tuh”
Helmi :”Main sepakbola? Ga ada permainan yang lain ya?” (sambil berjalan meninggalkan Rendy)
Rendy :”Hah?? Perasaan di SEA Games juga ada sepakbola deh, kok jadi aku yang kayaknya jadul banget sih. Gataulah kalau bukan karena temen-temen lain yang minta, aku juga ngomong males sama kamu Hel. Helmi SOMBONG!!!”
Kiki :”Sabar ren, sabar”
Imel :”Udah kita main tanpa Helmi aja! Oke”
Rendy :”Yasudahlah”
Narator : Rendy, Kiki, dan Imel kembali bermain dengan teman-teman yang lainnya. Besok adalah hari ulang tahun Helmi. Dan hari itupun tiba. Rendy, Imel, Kiki serta teman-teman lainnya tengah mempersiapkan kejutan untuk murid teladan itu. Mereka semua sengaja datang pagi-pagi untuk mendekorasi seisi ruangan kelas.
Imel :”Bagaimana kuenya sudah siapkan?”
Rendy :”Kalian yakin masih mau membuat kejutan untu Helmi?”
Kiki :”Kenapa tidak? Helmi itu kan temen kita. Iya nggak” (menengok ke Imel)
Imel :”Iya, kita pasti bisa kok membuat Helmi sadar kalau kesombongannya itu bisa dihentikan. Kita kan satu kelas berarti satu tim juga”
Kiki :”Sip deh!” (menunjukkan jempolnya)
Narator : Inilah saatnya. Helmi sudah sampai di koridor kelas. Semua murid bersiap-siao. Dan…
Semua
murid :”Kejutan. Selamat ulang tahun Helmi!”
Helmi :”Wahh (terkejut haru) Terima kasih ya teman-teman. Ternyata kalian ingat ya hari ulang tahunku.”
Imel :”Tenang Hel”
Kiki :”Tapi ini ga gratis ya?”
Semua
murid :”Ha ha ha” (Semua murid tertawa)
Narator : Satu kelas tertawa. Sampai akhirnya Bu Dena datang.
Bu Dena :”Selamat ulang tahun ya, Helmi” (tersenyum manis)
Helmi :”Loh, kok ibu juga ikut-ikutan kaya mereka sih?”
                     [Bu Dena :”Kenapa gak boleh. Jahat lu! Gak temen ah. Lagian kita kenal?”]
Bu Dena :”Iya, Helmi teman-teman kamu sudah sangat baik kepada kamu, kamu mau kan membalas kebaikan mereka”
Helmi :”Tentu saja bu”
Bu Dena :”Ibu dengar kamu sudah mulai sombong dengan teman-temanmu dan suka memili-milih teman, kamu bisa kan memperbaikinya?”
Helmi :”Pasti bu, saya berjanji tidak akan sombong lagi”
Endricho :”Akhirnya…” (Lah? Apa banget)
Narator : Pesta itu berlanjut. Bu Dena menizinkan waktu untuk mereka memberi selamat pada Helmi. Dan akhirnya kehidupan kelas 8-4 berjalan dengan Indah setiap harinya.

2 komentar: